KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih populer dipanggil dengan nama Guru Ijai merupakan seorang ulama besar di Indonesia yang lahir pada tanggal 11 Februari 1942 di Tunggul Irang, Martapura dan meninggal juga di Martapura pada tanggal 10Agustus tahun 2005. Ayah beliau bernama Syaikh Abdul Ghani sedangkan ibu beliau bernama Hajah Masliah binti Syaikh Mulia bin Syaih MuhyiddinApabila diruntut silsilah dari Guru Ijai ini, maka beliau masih merupakan keturunan Ulama Besar Nusantara yaitu Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Silsilah beliau adalah sebagai berikut: KH.Muhammad Zaini Abdul Ghani (Guru Ijai) bin AbdulGhani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa'ad bin Abdullah bin Al-Mufti Muhammad Khalid bin Al-Aalim Al-Allamah Al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari.Sebagai ulama besar yang pernah hidup di nusantara ini, beliau dikenal baik dengan berbagai macam nama besar, yaitu:1.Kyai Haji Muhammad ZainiAbdul Ghani2.Guru Ijai atau Guru Izai3.Guru Ijai Sekumpul4.Tuan Guru5.Abah Guru6.Qusyairi (nama kecil beliau).7.Asy-Syaikh Al-Alim Al-Allamah Muhammad Zainibin Al-Arif billah Abdul Ghani8.Syaikhul Alim Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Bahr Al-Ulum Al-Wali Al-Quthb Asy-Syaikh Al-Mukarram Maulana Muhammad Zainibin Abdul Ghani Al-BanjariSedari kecil, Guru Ijai sudah terbiasa dengan pendidikan agama karena memang beliau hidup dan tumbuh besar di dalam lingkungan agamis yang ketat dan teguh dalam menjalankan perintah agama. Karenanya tak heran apabil sejak kecil beliau telah banyak makan garam seputar ilmu-ilmu agama seperti ilmu ketauhidan (ushuluddin), akhlak, al-Quran dan hadist, dan lain sebagainya. Adapun guru pertama beliau tak lain adalah ayah beliau sendiri, Syaikh Abdul Ghani. Selain itu, beliau juga mendapatkan gemblengan keras agar selalu mencintaidan menghormati para ulama khususnya dzurriyahnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Keulamaan dan kewalian beliau telah terlihat dan telah nampak tanda-tandanya sejak beliau kecil. hal ini dibuktikan bahwa menurut riwayat, Guru Ijai ketika masih kecilsering menunggu kedatangan Al-Allim Al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin sekali menemui beliau semata-mata hanya untuk bersalaman mencium tangan beliau yang penuh berkah.Tatkala umur Guru Ijai menginjak usia tujuh tahun, beliau mengikuti pendidikan formal pertamanya di madrasah ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Kemudian pada tahun 1955 (usia 13 tahun) beliau melanjutkan ke jenjang MTs, yaitu di Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Selain itu beliau juga mengenyam pendidikan agama non formal, khususnya kepada Syaikh Seman Mulia yang merupakan pamannya sendiri. Syaikh Saman terhitung menjadi guru beliau yang sangat berperan penting dalam mendidik beliau menjadi sosok ulama besar.Pendidikan yang diterapkan Syaikh Saman terhitung unik. Beliau hampir tidak mengajarkanilmu-ilmu agama secara langsung kepada Guru Ijai,kecuali ketika berada di sekolahan. Syaikh Seman mendidik beliau dengan membangun kecintaan kepada para ulama denganmengajak Guru Ijai kecil bersilaturahmi mendatangipara ulama besar di masanya untuk belajar mengaji kepada mereka, baik itu para ulama di Kalimantan Selatan maupun di Jawa. Salah satunya, Guru Ijai diajak atau diantara oleh Guru Seman kepada Al-Alim Al Allamah Syaikh Anang Sya'rani yang dikenal masyarakat luas sebagai seorang muhaddits dan seorang yang ahli dalam ilmu tafsir.Walau Syaikh Seman Mulia seringkali tidak langsung mengajarkan ilmu keislaman kepada Guru Ijai, akan tetapi beliau menjadi seorang pendidik yang sangat disiplin. Ada diceritakan bahwa suatu ketika Guru Ijai kecil ingin sekali bermain ke pasar seperti kebanyakan anak-anak seusianya. namun saat akan memasuki pasar tiba-tiba pamannya, Syaikh Seman, berada di hadapannya danmemerintahkannya untuk segera pulang. Anehnya, orang-orang yang berada di pasar tidak ada seorang pun yang melihat Syaikh Seman. Akhirnya Guru Ijai pulang kembali ke rumah.
Sosok Guru Ijai merupakan sosok yang bisa dikatakan sangat menonjol dan sangat mumpuni di bandingkan dengan anak kebanyakan di usianya. Bagaimana tidak, beliau di umur yang masih sangat belia, yaitu tujuh tahun, sudah hafal al-Quran dan pada umur sembilan tahun sudah hafal tafsir Jalalain yang sangat terkenal di dunia islam itu. Kemudian pada usia kurang dari sepuluh tahun, beliau sudahmendapatkan anugerah dari Allah mendapatkan khususiyah berupa Kasyaf Hissi atau yang seringkali diartikan sebagai anugerahberupa kemampuan melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding.Karena sudah mendapatkan pendidikan agama dan kedisplinan tingkat tinggi, pada akhirnya Guru Ijai menjadi ulama besar di masanya dan menjadi rujukan dan tempat bertanya bagi sebagian besar muslim di Indonesia khususnya di Martapura dan sekitarnya.Beliau tidak pernah jemu memberikan nasihat yang sangat berharga yang patut kita renungi dan kitaamalkan ajaran-ajaran beliau. Diantara sekian banyak ajaran beliau yaitu tentang karamah. Menurutbeliau, kita jangan mudah tertipu dengan orang-orang yang mengaku memiliki karamah. Sebab menurut beliau, karamah itu bukan ilmu yang dapat dipelajari. Akan tetapi karamah tiada lain merupakan anugerah dari Allah ta'ala yang dikhususkan kepada hamba-hambaNya yang bertakwa kepada Allah. Karena bukanlah suatu keahlian atau skill, maka kita jangan sekali-kali beribadah kepada Allah hanya dengan niat menginginkan hal itu semua.Tuan Guru Ijai juga pernah memberikan nasihat penting lainya, diantaranya yakni sebagai berikut, bahwa kita diperintahkan untuk menghormati para ulama khususnya kedua orang tuakita. Senantiasa berbaik sangka atau husnudzan kepada setiap muslim. Senantiasa dermawan dan manis muka. Senantiasa menjaga diri dari menyakiti orang lain. Senantiasa memberikan maaf apabila ada orang lain yang berbuat salah kepada kita. Senantiasa menjaga diri agar jangan bermusuhan dengan seorangpun. Senantiasa menjaga diri dari sifat tamak, rakus, serakah dan sebangsanya. Senantiasa berpegang teguh kepada Allah ta'ala, agar hajat kita terkabul. Beliau juga menasihati bahwa kita harus yakin keselamatan itu pada kebenaran.
Dalam perjalan dakwahnya, Syaikh Zaini memusatkan dakwahnya dimajelis pengajian Mushala Ar-Raudhah. Di majelis ini ribuan bahkan puluhan ribusantri dan jamaah datang dan istiqamah mengaji kepada beliau. Banyak sekali yang datang mulai dari daerah Martapura Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Pulau Jawa, hingga dari mancanegara seperti dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan lain sebagainya. Selain itu pengajian beliau juga banyak dipenuhi oleh para habaib yaitu dzuriyat atau keturunannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.Dalam perjalanan dakwahnya di Mushala Ar-Raudhah, Guru Ijai mengadakan pengajaran khusus untuk mengkaji kitab Ihya' Ulumiddin, pembacan burdah, pembacaan maulid azab, pembacaan dalailul khairat, Ratibul Hadad, istighfar berjamaah, dan lain sebagainya. Guru Ijai juga dikenal sebagai seorang mursyid tarekat Sammaniyah yang memiliki ribuan bahkan puluhan ribu murid. Beliau juga seorang penulis yang produktif. Diantara kitab karya tulis beliau adalah:1.Nubdzatun Fi Manaqibil Imamil Masyhur bil ustadzil A'dzam Muhammad bin Ali Ba'alawi2.Ar-Risalah An-Nuraniyah Fi Syarhit Tawasulatis Samaniyah3.Manaqib Asy-Syaikh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Qadir Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani4.Risalah MubaraqahAdapun guru-guru beliau adalah sebagai berikut:1.KH. Aini Kandangan2.Al-Alim Al-Fadhil Al-Hafidzh Syaikh Nashrun Thahir3.Al-Alim Syaikh Salman Jalil. Beliau merupakan seorang pakar dalam ilmu falak dan faraidh. Di masa tuanya, Syaikh Salman iniberguru kepada Guru Ijai, sebuahcontoh dari seorang ulama besar yang tidak malu untuk berguru kepada muridnya.4.Al-Alim Al-Allamah Syaikh Seman Mulia5.Al-Alim Al-Fadhil Husain Qadri6.Al-Alim Al-Fadhil Syaikh Salim Ma'ruf7.Al-Alim Al-Fadhil Asy-Syaih Sya'rani Arif8.Syaikh Syarwani Abdan Bangil (Guru khusus/guru suluk)9.Al-Alim Al-Allamah Asy-Syaikh Muhammad AminKutbi (Guru khusus/guru suluk)10.KH. Tubagus Muhammad Falak Bogor11.Syaikh Yasin bin Isa Padang Makkah12.Syaikh Hasan Masyath13.Syaikh Ismail Al-YamaniGuru Sekumpul Beserta Kedua Putranya14.Syaikh Abdul Qadir Al-BarrTuan Guru Ijai hidup selama 63 tahun. Pada awal Agustus 2005 beliau sakit dan sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura selama 10 hari. Pada tanggal 9 Agustus beliau tiba di bandar Udara Syamsuddin Noor Banjarbaru dengan menggunakan pesawat carter F-28 pukul 20.30 malam. Akhirnya pada tanggal 10 Agustus 2005 hari rabu pagi pukul 05.10, Tuan Guru Ijai menghembuskan nafas terakhirnya di kediamannya yang sekaligus merupakan komplek pengajian Ar-Raudhah. Beliau meninggal pada usia 63 tahun akibat komplikasi gagal ginjal. Pada hari Rabu sore, pukul 16.00 beliau dishalati di mushala Ar-Raudhah.
Judul : Tuan Guru Sekumpul (Guru Ijai)
Ditulis Oleh: Unknown
jika ada bagian yg di copy atau dishare
Tuan Guru Sekumpul (Guru Ijai)
Harap menyertakan link ini.